Thursday 10 August 2023

Mattulung Gau', Adat Bugis yang Perlu Ditinjau

 hari ini. saya berada di ruang Operasi salah satu rumah sakit di Kota Masamba, RS Hikmah, berbincang-bincang dengan salah satu keluarga Pasien. yang Ibunya kecelakaan di Pesta Pengantin. ketumpahan Kuah bersantan katanya. korban seorang ibu-ibu tua kisaran umur 65 tahun, dengan perawakan fisik yang masih kuat, terlihat di raut wajahnya bahwa ibu ini seorang pekerja keras, tipe-tipe ibu yang berpeluh keringat dengan asap tungkuh tempat masak gulai sapi, nasu toppa, Konro, atau Coto di malam Mappacci sambil lomba domino.

(Sumber: https://wonodadi.id/ )

saya sedikit termenung, mencoba mengingat-ingat kebiasaan kita di acara pesta bugis yang sepertinya kita sedang berdosa berjamaah. sedang kita lihat, ibu-ibu yang sudah sepuh dengan berbagai penyakit seperti, reumatik, Kolestrol, tekanan darah tinggi, vertigo. merekalah yang berpeluh keringat di bagian dapur umum.

lalu mereka yang masih produktif, sedang asyik di ruang tamu/teras (bagian depan) sedang lap-lap piring, gelas yang baru selesai dicuci tentunya sambil selfi-selfi ria kemudian Post di medsos. beberapa yang berHP ipong sedang live karena mengandalkan kamera tanpa efek filter. sementara parahnya. sebagian besar laki-laki dari umur 40 hingga 20an sedang asik bercerita sambil menikmati bandang-bandang, doko cangkuling dan kopi yang bisa di refiil berapa kalipun dari termos jumbo yang berjejer di meja panjang

kita kembali ke ibu-ibu tadi yang sedang berpeluh di dapur umum tadi. memasak dengan kuali berjejer yang dimasak dengan tungku dari 3 (tiga) batu besar yang disusun, pernah juga ada yang pakai bata, atau velg bekas mobil truk. yang tentu tingkat keselamatan kerjanya berbeda-beda. tapi bukan disitu intinya. diantara mereka ada yang ibu-ibu vertigo ketika sudah berlama-lama duduk di dapur dan tiba-tiba berdiri. Ada ibu-ibu yang kakinya tidak bisa digerakkan ketika bangun dari tempat duduknya. ada ibu sepulang dari pesta, setelah cek up kolestrol dan tekanan darahnya diatas normal, karena selama di pesta icip sana icip sini tanpa terkontrol.

ibu yang saya ceritakan tadi adalah salah satu korban, berdiri sambil mengangkat air/kuah panas. bukan karena vertigo ataupun tiba-tiba kaki keram. tapi baju dasternya keinjak lalu berjalan. pernah mendengar cerita seorang sahabat di kampung sebelah dengan kejadian sama, orang tua yangmasak di dapur pesta. berdiri dan tiba-tiba pusing dan terjatuh di kuah sapi. kejadiannya dua kali dalam setahun.

Sepertinya kita harus mengubah Budaya 

Saling tolong menolong sangat dianjurkan oleh agama sebagaimana salah satu ayat dalam Al-Maidah ayat 2, yang berbunyi: "Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." 

namun yang harus diubah adalah cara dan polanya. sebaiknya yang masih memiliki fisik kuat dan masih muda di tempatkan di bagian-bagian yang ekstrim, sebaliknya mereka yang sudah sepuh, tua, dan kesehatan terganggu biarlah di depan lap piring sambil bercengrama, bernostalgia tentang masa mudanya. tentang cinta dan kode rahasia yang mereka bangun dahulu.

atau baiknya memesan catering, tak usah repot, ngomong-ngomong tentang catering saya rekomendasikan catering yang sangat mantap di area Luwu utara. namanya Rumah Makan dan Catering Ulu Bete. colek dluu