Ramadan (bahasa Arab:رمضان;
transliterasi: Ramadhan) adalah bulan kesembilan dalam penanggalan
Hijriyah (sistem
penanggalan agama Islam). Sepanjang bulan ini pemeluk agama
Islam melakukan serangkaian aktivitas keagamaan termasuk di dalamnya berpuasa, salat tarawih, peringatan turunnya Alquran, mencari malam Laylatul Qadar, memperbanyak
membaca Alquran dan kemudian mengakhirinya dengan membayar zakat fitrah dan rangkaian
perayaan Idul Fitri.
Kekhususan
bulan Ramadan ini bagi pemeluk agama Islam tergambar pada Alquran pada surah
Al-Baqarah ayat 185 yang
artinya:
"bulan
Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan Alquran sebagai petunjuk bagi
manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda. Karena
itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa
pada bulan itu..."
—(Al-Baqarah 2:
185)
Secara etimolgis Ramadan berasal
dari akar kata ر م ﺿ , yang berarti panas yang menyengat. Bangsa Babylonia yang budayanya pernah sangat dominan di
utara Jazirah Arab menggunakan luni-solar calendar (penghitungan tahun
berdasarkan bulan dan matahari sekaligus). Bulan kesembilan selalu jatuh pada
musim panas yang sangat menyengat. Sejak pagi hingga petang batu-batu gunung
dan pasir gurun terpanggang oleh sengatan matahari musim panas yang waktu
siangnya lebih panjang daripada waktu malamnya. Di malam hari panas di bebatuan
dan pasir sedikir reda, tapi sebelum dingin betul sudah berjumpa dengan pagi
hari. Demikian terjadi berulang-ulang, sehingga setelah beberapa pekan terjadi
akumulasi panas yang menghanguskan. Hari-hari itu disebut bulan Ramadan, bulan
dengan panas yang menghanguskan.
Setelah umat Islam mengembangkan kalender berbasis bulan, yang rata-rata 11
hari lebih pendek dari kalender berbasis matahari, bulan Ramadan tak lagi
selalu bertepatan dengan musim panas. Orang lebih memahami 'panas'nya Ramadan
secara metaphoric (kiasan). Karena di hari-hari Ramadan orang berpuasa, tenggo
(Wikipedia, diakses pada 1 juni)
KEGEMBIRAAN
MENYAMBUT RAMADHAN
RAMADHAN
menghitung hari lagi kawan. Ada Sebuah hadits yang sangat popular dikalangan
masyarakat karena seringnya didengung2kan oleh pendai ramadhan yaitu:
“man
fariha biduhuri ramadhana, Harrama Llahu jazadahu ala Nniran” (hadits)
“barang
siapa yang bergembira akan datangnya bulan suci ramadhan, maka Allah SWT
mengharamkan jasadnya dari api neraka” (Hadits)
Tak
dapat dipungkiri banyak golongaan yang tidak senang dengan bulan ramadhan,
layaknya syaitan yang menangis, seperti tempat-tempat hiburan, hotel-hotel, dan
tempat prostitusi. Namun ada juga gembira, tapi gembiranya disini perlu dikaji
ulang, karena banyak hal yang membuat manusia bergembira dengan datangnya bulan
ramadhan, ada beberapa golongan kekembiraan menurut saya dan beberapa istilah
pendai kampung:
1. Gembiranya
Nkong-ngkonk pedagang, karena dengan datangnya bulan ramadhan, banyak dagangan
mereka laku, mulai dari perabot rumah tangga, baju-baju muslim dan muslima,
hingga bahan-bahan untuk keperluan sahur dan buka, semuanya ramai dan tentunya
harga sedikit mahal
2. Gembiranya
artis-artis Galau, banyak diantara mereka langsung berubah (ala superman, saras
008), memanfaatkan momentum ramadhan dengan merubah wujud, hijab instant,
berpura-pura taubat, dengan 1 alasan, yah.. supaya kebanjiran job dibulan
ramadhan, begitu bulan ramadhan berlalu, semua pun berlalu
3. Gembiranya
pedagang-pedagang cendol dan kue-kue tradisional
4. Gembiranya
anak-anak dengan datangnya musim main lappo-lappo/baraccung/kembang api
5. Gembiranya
hoby makan kue
6. Gembiranya
ibu-ibu
7. Dan
Gembiranya orang-orang yang ingin meningkatkan kwalitas ibadahnya,
(silabus, ppg sm3t unm jilid 3)
Namun,
menurut uztas saya, gembira tidak cukup dengan datangnya bulan suci ramadhan,
setidaknya sebagai umat muslim menyiapkan dirinya dengan bulan suci ramadhan.
Persiapan yang saya maksud bukan dengan memborong belanjaan di pasar-pasar
tradisional lalu meramaikan kulkas dengan berbagai macam merk sirup, bahkan ada
ibu-ibu yang sudah membeli 1 karung tepung untuk persiapan buat kueselama
ramadhan (hahaha, itu mama saya).
Secara
garis besar, ada 4 hal yang harus kita siapkan dengan datangnya bulan suci
ramadhan, cikidot:
1. Persiapan
Ruhiyah (Keimanan)
Rasulullah saw, mengajarkan kepada kita tentang sebuah
do’a menjelang Ramadhan, yaitu: (ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab
dan Sya’ban dan sampaikan usia kami di bulan Ramadhan).
Persiapan secara keimanan berupa pengendalian diri sejak
sekarang untuk tidak melakukan maksiat, seperti menjaga pandangan dan
lain-lain. Semoga dengan kebiasaan untuk menahan diri pada bulan Sya’ban, akan
memudahkan kita menahan diri di bulan Ramadhan sehingga ibadah shaumnya jadi
sempurna.
Bukan malah sebaliknya, memaksimalkan maksiat karena
kawatir dibulan ramadhan tidak bisa lagi melakukannya
2.
Persiapan Jasadiyah (Jasmani)
Ramadhan adalah bulan ketika kita melakukan kebaikan
maka kita akan mendapatkan pahala yang berlipat, ibadah sunnah akan mendapatkan
pahala wajib dan pahala ibadah wajib berlipat-lipat, sangat disayangkan ketika
tiba bulan Ramadhan dan kita dalam kondisi sakit, maka kita tidak bisa
mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan pahala yang berlipat. Persiapan fisik
bisa dilakukan dengan cara berolah raga secara rutin serta sudah membiasakan
diri dengan shaum sunnah.
3.
Persiapan Tsaqafiyah (Keilmuan)
Rasulullah saw, bersabda:”Barangsiapa yang melakukan
suatu perbuatan (ibadah) yang bukan urusan (agama/contoh) kami, maka ibadah
tersebut tertolak” (HR. Muslim).
Memahami tata cara ibadah yang benar, membawa kita
meraih pahala, karena apabila suatu aktifitas ibadah tidak ditunjang dengan
pengetahuan yang baik, maka ibadahnya akan tertolak atau tidak mendapatkan
pahala sama sekali. Persiapan ilmu ini bisa didapat dengan cara membaca atau
menghadiri majelis taklim yang membahas tentang Ramadhan/Shaum. Hal-hal yang
penting di pelajari yaitu tentang amala shalat wajib dan sunnah, fiqih puasa,
dan tartil Al-Qur’an
4.
Persiapan Maaliyah (harta)
Persiapan harta yang dimaksud bukan hanya persiapan
harta untuk buka puasa dan sahur, tetapi adalah untuk sedekah, karena sedekah
di bulan Ramadhan akan mendapat ganjaran yang berlipat-lipat.
IBADAH
RAMADHAN
Pada
dasarnya bulan suci ramadhan adalah bulan terbaik untuk memanen amalan apapun,
karena pada bulan ini semua pahala di lipat gandakan pahalanya, sebuah hadits
yang di riwayatkan imam ibnu khuzaimah :
“Siapa
saja yang mendekatkan diri kepada Allah dengan perbuatan baik(sunnah/mandub)
sama seperti menunaikan suatu kewajiban(fardu) pada bulan yan lain. Siapa saja
yang menunaikan kewajiban(fardhu) di bulan ramadhan, (ia diganjar pahala) sama
dengan orang yang mengerjakan pahala 70 kali kewajiban tersebut di bulan yang
lain”
(HR
IBNU KHUSAIMAH)”
Pun
demikian penulis ingin mendeskripsikan beberapa amalan yang menurut saya wajib
di bulan ramadhan anda lakukan
1. Puasa
Puasa
berasal dari bahassa sansekerta yaitu upuwasa, dalam islam puasa lebih dikenal
dengansebutan As-shiyam bentuk jamak dari As-Shaum, namun kedua kata ini
memiliki arti yang jauh berbeda.
Menurut
istilah syariat puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh
dengan pasangan(jima’) mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari dengan
tujuan mecari ridha allah,
Namun
yang perlu anda pelajari tentang puasa ramadhan yaitu
a. Rukun
puasa
b. Syarat-syarat
c. Sunnah-sunnah
dalam berpuasa
d. Keutamaan
puasa
e. Fiqih
puasa,
Agar puasa anda tidak
sia-sia dan mendapatkan manfaat didalamnya karena “begitu banyak orang yang berpuasa tidak ada yang didapatkan dari
puasanya kecuali haus dan lapa saja”
2. Baca
Al-Qur’an
Baca
al-Qur’an yang saya maksud disini dalam arti luas, mulai dari membaca biasa,
memperbaiki bacaan (tajwid dan mahraj huruf), menghafal Al-Qur’an, mentadaburi
Al-Qur’an, jadi sejatinya seorang kaum muslim harus memiliki minimal 1 mashab
yang ada terjemahannya, agar selain hanya membacanya juga bias memaknai dan
mengamalkan artinya, jadi pahalanya double, selain pahala bacaan jga pahala lainnya…
iyakan…!
3. Shalat
lail dan I’tiqaf di masjid
Shalat
lail dan I’tiqaf sengaja saya gabung karena walaupun beda maksud namun kedua
hal ini dapat dilakukan di waktu dan tempat yang sama. Masjid adalah tempat
yang paling baik untuk melakukan I’tiqaf dan shalat lail, silahkan pelajari
jenis2 shalat lail yang bias anda amalkan dibulan ramadhan, dan syarat2 I’tiqaf
4. Nuzulul
Quran dan Mecari malam lailatul Qadr
Nuzulul
Quran orang biasa artikan dengan malam turunnya Al-Qur’an atau Malam Lailatul
Qadr yaitu malam 17 ramadhan, dan biasanya umat islam memperingatinya
(khususnya di Indonesia), padahal tidak ada dalil yang mengatakan Al-Qur’an
diturunkan pada malam 17 ramadhan (ini perlu difahami, silahkan cari sendiri
referensinya) yang ada adalah Al-Qur’an
diturunkan pada malam lailatul Qadr yaitu malam yang lebih baik dari seribu
bulan
1.
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al
Quran) pada malam kemuliaan[1593].
2. dan tahukah kamu Apakah malam
kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik
dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan
sampai terbit fajar.
[1593]
Malam kemuliaan dikenal dalam bahasa Indonesia dengan malam Lailatul Qadr Yaitu
suatu malam yang penuh kemuliaan, kebesaran, karena pada malam itu permulaan
turunnya Al Quran.
Rasulullah
SAW bersabda:
Carilah malam Lailatul Qadar di
(malam ganjil) pada10 hari terakhir bulan ramadhan (HR Bukhari dan Muslim)
Dengan
demikian Al-Qur’an tidak diturunkan pada malam 17 ramadhan tapi 10 terakhir
yaitu 21,23,25,27,29. Dan riwayat lain dikatakan bahwa pernah suatu saat
Rasulullah SAW ditanya tentang puasa sunnah hari seninnya Rasulullah menjawab “Pada
hari ini aku dilahirkan dan pada hari ini pula turun wahyu (yang pertama)
kepadaku.
Jika
kita melihat kalender hijriyah, bulan ramadhan ketika diturunkannya Al-Qur’an,
hari senin adalah tanggal 7,14,21, dan 28. Jadi, jika dikaitkan dengan surah
Al-Qadr, hadits 1, jawaban Rasulullah SAW tentang puasa sunnahnya dengan
perhitungan Tanggal Hijriyah maka Al-Qur’an turun pada 21 ramadhan, karena 28
Ramadhan kan bukan malam ganjil. (wallahu a’lam, Silahkan dikaji ulang, ini
hanya analisis penulis)
5. Sedekah
dan Zakat fitrah
Sejatinya
sedekah adalah amalan yang bias diamalkan di mana saja dan kapan saja, dalam
artian tidak dikhususkan pada bulan ramadhan walaupun sadaqah dibulan ramadhan
pahalanya dilipat gandakan.
Zakat
banyak sekali disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai indikasi bahwa hal ini sangat
lah penting dan hukumnya fardu ain. Zakat bertujuan untuk membersihkan diri
kita dan harta kitadari hal-hal yang tidak jelas…
Silahkan
cari sendiri referensinya
6. Idul
fitri
Yang
paling penting adalah sudahkah kita membayar zakat fitrah kita sebelum ied
fitri, dan selayaknya idul fitri dirayakan sederhana saja, tanpa glamour yang
kesannya memaksakan diri,,, itu
Silahkan
menambah khasanah saudara2 tentang bulan ramadhan…
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda ?