Friday 1 December 2023

Ibu yang selalu merawatmu

Siapapun yang menulisnya, Terimakasih karena telah mampu membuat saya terharu...🥹😭

Mak......

Sudah dua tahun ini emak ikut tinggal di rumahku, emak yang sudah sepuh dan berusia tujuh puluh tahun lebih. Dulu emak tinggal berdua dengan bapak di desa, tapi semenjak bapak pergi mendahului emak, aku gak tega meninggalkannya sendirian, kuajak emak ke rumahku di kota.

Awalnya mas Ardi, kakak tertuaku sempat mengajak emak tinggal bersamanya tapi gak lama karena istrinya keberatan dengan emak yang makin hari makin rewel dan banyak maunya.

"Mbakmu kadang sudah nahan hati dengan kelakuan emak, Dik, cerewetnya minta ampun," keluh mas Ardi ketika mengantar emak ke rumahku.

Semakin senja tingkah emak seolah melampiaskan rasa ketika muda dulu. Emak dahulu terlalu menurut pada bapak dan gak pernah ada maunya, sekarang ketika tua rasa yang dahulu ia tahan dengan mudah ia ungkapkan.

"Nasi goreng pakai bumbu instan kayak gini gak enak."

"Pakaian jangan di-laundry, gak bersih, enak nyuci sendiri."

"Anakmu itu jajan terus, gak sehat entar batuk."

"Untuk apa beli hiasan dinding, buang-buang uang."

"Kalau hari Minggu jangan kesiangan, jangan pemalas."

Setiap hari, selalu saja omelan emak mewarnai hari-hariku. Ketiga anakku kadang kena sasaran ocehan emak, ada-ada saja yang salah di matanya.

"Dengarkan saja, Dik, gak usah diladeni, wajar orang tua," nasehat suamiku ketika aku mengeluhkan sikap emak yang kadang menjengkelkan.

"Kadang aku emosi juga, mas, kalau lama-lama kayak gini."

Suamiku tersenyum dan mencubit pipiku. "Alhamdulillah kita masih diberi nikmat merawat orang tua, jangan sampai kelak kita menyesal ketika dia sudah tiada."

Aku bergeming, benar juga.

***

Hari Senin pagi, suamiku masih dinas di luar kota, kebetulan yang bantu di rumah terlambat datang. Anak-anak rewel, mandi pun harus ribut, sarapan mesti berantem dan pakai seragam lambatnya setengah mati.

"Ayo, Nak, buruan entar mama terlambat," ucapku gusar. Jam delapan pagi ini ada rapat di kantor.

Semalam aku gak enak badan, batuk dan pilek mungkin kecapekan karena sudah tiga hari begadang mengerjakan laporan.

"Nak, cangkul kita dimana ya?" tanya emak ketika aku sedang memakaikan sepatu si bungsu.

"Gak tahu, Mak, tanya Bi Inah saja di belakang," jawabku. Ada-ada saja emak ini, dikala orang sibuk pagi-pagi dia sibuk nanyain cangkul.

"Kata Bi Inah dia gak tahu," ucap emak lagi.

"Cari di belakang, Mak," jawabku kesal. Apa mendesaknya coba mencari cangkul di jam genting seperti ini.

"Aisyah ayo nak buruan." Aku memanggil putriku yang dari tadi tak keluar kamar. Waktu semakin bergerak meninggalkan angka tujuh, aku semakin gelisah.

"Bentar, Ma, masih nyari buku PR semalam, gak ketemu," jawab Aisyah.

"Mama tunggu lima menit, adikmu sudah di mobil semua. Kalau kamu belum keluar kami tinggal."

"Nak, kamu cari dulu cangkul, toh kamu belum pergi," ucap emak gusar.

Aku bergeming, malas menanggapi emak.

"Nak, ingat dulu dimana kamu naruh cangkulnya." Emak mendesak, raut wajahnya pun terlihat kesal.

Aisyah putriku berlari keluar rumah, ia segera masuk ke mobil.

"Aku dan anak-anak berangkat ya, Mak." Aku mengambil punggung tangan emak dan menciumnya cepat.

Emak menarik lenganku, "cari dulu cangkulnya," ucap emak.

"Entar sore ya, Mak. " Aku tersenyum, berusaha sabar.

"Emak mau sekarang!" Emak membentak.

"Mak, aku ini sudah terlambat, hari ini ada rapat, kalau persentasiku gagal bisa gawat. Emak jangan buat masalah dong, untuk apa coba nanya cangkul sekarang? Wajar saja kalau istri mas Ardi gak betah sama emak kalau rewel kayak gini." Aku beranjak meninggalkan emak, masuk mobil dan membanting pintunya. Kesal.

Sekilas kulihat emak terdiam dengan mata yang berkaca.

Jantungku berdetak cepat seolah ada yang mengejar, napasku terasa sesak dan kedua mataku memanas. Baru kali ini aku membentak emak, sebelumnya aku berhasil menahan diri dari kerewelan emak namun kesabaran ada batasnya. Meledak sudah amarah ini.

"Mama jangan kasar gitu dong sama nenek," ucap Aisyah putriku.

Aku diam.

"Biasanya kan mama sabar," Yusuf putra keduaku menimpali.

"Nenek bilang dulu waktu kecil mama orangnya rewel, kalau nanya gak bisa stop, tapi nenek suka. Itu artinya mama pintar kata nenek. Terus mama juga orangnya kalau ada mau gak bisa ditunda dan nenek bilang itu bagus artinya mama orangnya gigih." Aisyah berkata pelan.

Aku bergeming kehilangan kata-kata. Anakku benar, bukankah sifat emak dan aku kini sama? Kami sama-sama rewel, banyak maunya, selalu gigih bila ada keinginan tapi hanya ada satu yang membedakan. Emak menganggap sikapku ini sebagai sebuah anugrah dan dengan senang hati menerimanya, tapi aku? Dengan mudah aku menganggap emak sebagai beban.

Tak ada pembicaraan lagi di mobil hingga ketiga anakku turun dan masuk ke gerbang sekolah, ketiganya melambaikan tangan dengan mata yang juga berkaca. Emak yang bagiku rewel itu adalah kesayangan bagi putra putriku.

Aku menepuk setir mobil berkali-kali, sepuluh menit lagi pukul delapan, bila memacu kendaraan dengan cepat maka aku masih bisa ke kantor tepat waktu. Tapi ada yang mengganjal di hati, sebuah rasa berjudul penyesalan.

Baru dua tahun emak di rumah, emak pun tak sakit-sakitan, masih bisa makan, minum dan membersihkan diri sendiri, hanya sedikit rewel saja. Tapi aku, anak yang telah sembilan bulan dikandungnya, dua tahun disusui, belasan tahun dirawat dan disekolahkan hingga akhirnya menikah pun masih tetap menyusahkan. Begitu mudah aku menganggap emak sebagai beban.

Tubuhku bergetar dengan napas yang tersendat, tumpah sudah air mata ini. Emak.

***

Aku segera memarkirkan mobil di garasi dan berlari ke kamar emak. Persetan dengan rapat dan persentasi, aku harus segera memohon maaf emak. Paling-paling pekerjaanku akan diambil alih oleh teman kantor dan tahun ini gak dapat bonus. Itu gak penting, hati emak lebih berharga dari apapun, tak kan kubiarkan retak dan hancur.

Kedua mataku menyisir kamar emak yang kosong. Kemana emak? Aku berlari ke dapur.

"Mana emak, Bi?" tanyaku pada Bi Inah yang sedang mencuci piring.

"Di halaman belakang, Bu, entah lagi apa tapi kayaknya dari tadi ngucek-ngucek mata terus kayak nahan nangis gitu."

Segera aku ke halaman belakang rumah dimana banyak tanaman emak tumbuh subur. Emak sedang menggali sesuatu dengan pisau kecil ketika aku menghampirinya.

"Lagi apa, Mak?" tanyaku.

Emak menoleh dan tersenyum. "Gak ngantor?"

Aku menggeleng, "gak enak badan," bohongku.

"Emak tadi mau minta cangkul buru-buru karena mau gali jahe merah ini. Semalam emak dengar kamu batuk gak berhenti jadi emak mau buat wedang jahe biar bisa kamu minum sebelum berangkat kerja makanya tadi emak buru-buru." Emak masih menggali tanah dengan pisau kecil.

Aku bergeming.

"Mak gak berani pakai pisau dapur kamu, kan pisau mahal nanti rusak kalau kena tanah makanya tadi cari cangkul."

Ah bodoh, apa ini, dadaku kian sesak.

"Untung ketemu pisau kecil ini, peninggalan bapakmu dulu, ini emak sudah dapat banyak jahenya." Emak menunjukkan lima ruas jahe merah di telapak tangannya. Ia beranjak dan tersenyum. "Kamu istirahatlah, nanti wedang jahenya emak antar ke kamarmu. "

Ya Allah, ya Allah, berkali aku menyebut nama-Nya. Duhai hati alangkah mudah syetan merasuki diri, betapa rapuh pertahanan diri, durhakalah aku yang telah melukai hati wanita baik ini.

Aku segera berlari dan memeluk tubuh kurus emak. "Maafkan aku, Mak, maafkan, aku salah sudah membentak emak. "

Emak memegang pundakku dan tersenyum. "Gak apa." Emak kembali memelukku dan menepuk pundakku. "Istirahat lah, kamu lelah," bisik emak.

Setiap orang tua akan sangat bahagia menghabiskan waktu merawat anaknya namun sebaliknya tak semua anak memiliki ketulusan dalam merawat orang tuanya walau hanya hitungan tahun.

Itulah ibuku ibumu ibu kita
Ingat mak,karena belum sempat membahagiakan beliau😭😭😭

Wednesday 25 October 2023

Pembatik Level 4, Bukan Tentang Menjadi Duta, tapi ini tentang Bagaimana Belajar dan berbagi

        Mengikuti kegiatan Pembatik adalah sebuah perjalanan Panjang Pengembangan diri. Mulai dari Level 1 (Literasi), Level 2 (Implementasi), Level 3 (Kreasi) hingga Level 4 (Berbagi dan berkolaborasi). Setiap level memiliki tantangan tersendiri menyelesaikannya. Sejak 2019 saya selalu mengikuti ajang ini, tapi tidak pernah berhasil sampai ke jenjang level 4. setelah mengevaluasi diri, ternyata  bukan karena ketidakmampuan menyelesaikan tugas. Tapi konsistensi dan menjaga frekuensi adalah kunci utama menyelesaikan level demi level. Secara pribadi, sampai pada level IV ini, banyak tantangan didepan mata. Level 1 nyaris saya lalui dengan mulus, tapi Level 2, level 3 hingga 4 luar biasa, seperti saya ceritakan pada tulisan sebelumnya (klik ini).

namun di tulisan kali ini saya akan lebih spesifik menceritakan tahap demi tahap  saya mengeksekusi Level 4. hingga pada tahap ini, beberapa kegiatan saya ikuti baik yang sifatnya wajib maupun pelengkap, seperti berikut:

1. Mempelajari Modul yang ada di Google Class Room

                Di level 4 ini ada tiga modul yang wajib kita pelajari secara bertahap, karena tiap modul ada beberapa bagian, mulai dari video pengantar, Kegiatan belajar, e- modul hingga Paparan materi tiap modul, secara terperinci tiap modul mengandung materi sebagai berikut:

  • Modul 13 tentang publikasi karya tulis untuk pengmbangan profesi guru
  • Modul 14 tentang membangun komunikasi dan kolaborasi dalam prmanfaatan platform teknologi 
  • Modul 15 tentang strategi berbagi memanfaatkan Media Sosial
Ketiga modul tersebut saya print out untuk dibaca, karena terkadang mata saya mudah lelah ketika membaca melalui layar laptop atau gadget lainnya. Hampir semua modul saya baca ulang, karena  belum menguasai betul materi yang disampaikan di dalamnya. 

2. Mengikuti Sinkronus dan Asinkronus dengan sahabat duta Kabupaten Luwu Utara maupun Provinsi bahkan Pusat.

        Tentunya tak cukup dengan membaca Modul dan materi dalam Class Room saja. Ada beberapa materi yang tidak bisa kita langsung fahami, butuh kolaborasi, bertanya, diskusi baik kepada sahabat Duta maupun Sahabat Teknologi. Sangat banyak ilmu tambahan yang saya dapatkan dalam kegiatan Sinkronus dan Asinkronus ini. Saya biasa bercanda kepada rekan-rekan dengan menganalogikan otak saya seperti kanebo kering yang lama tidak dipakai, tiba-tiba direndam di air panas, kembali luwes, fleksibel, dan merasa bermanfaat. Adapun kegiatan Sinkronus dan Asinkronus yang saya ikuti sebagai berikut:
  • Kuliah Umum pembatik pada hari Senin, 9 Oktober 2023
  • Sinkronus Pembatik Level 4 Sahabat teknologi Provinsi Sulawesi Selatan pada hari kamis, 12 Oktober 2023
  • Sinkronus Pembatik Level 4 Sahabat Teknologi Kabupaten Luwu Utara pada hari ….., … Oktober 2023 dihadiri Duta teknologi Sulawesi selatan tahun 2018, Ibu yundini Mattalunru
  • Aktif berkomunikasi di Class Room dan Grup WA Sahabat teknologi Sulawesi Selatan

3. Berbagi Praktik baik inovasi pembelajaran

        Pada tahapan ini, Setiap Sahabat Teknologi diwajibkan Webinar di Komunitas Belajar PMM Provinsi, dan berkolaborasi sebanyak-banyaknya dengan Sahabat teknologi melakukan praktik baik di lingkungan, Sekolah, baik secara Daring maupun luring. Dalam hal ini saya melakukan sebanyak 3 kali yaitu:
  • Pengimbasan di Sekolah tentang pemanfaatan akun belajar.id dalam pembelajaran
dalam hal ini, membahas Raport pendidikan, Pemanfaatan belajar.id dalam pembelajaran, Membuat kelas Maya Hybrid dengan Google site, sampai merancang Ekosistem Google Wordspace untuk kebutuhan Administrasi sekolah kedepannya.

Pada Kegiatan ini, dihadiri oleh Kordinator Pengawas Bina kecamatan. diawali dengan presentasi dan desiminasi Raport pendidikan UPT SMP Negeri 6 Satap malangke Barat, lalu saya melanjutkan pengimbasan kepada rekan-rekan guru tentang Pemanfaatan Akun belajar.id dalam pembelajaran. diawali dengan mengaktifkan akun belajar.id semua rekan guru dan peserta didik lalu mengimbaskan kepada rekan guru terkait pemanfaatannya. adapun point-point yang saya jelaskanan
        a. Membuat Google Site
        b. Membuat Soal dengan Google Form
        c. memasukkan/Embem Soal Kedalam Google Site
        d. Presensi dan Refleksi dengan Google Form

  • Webinar Webinar Komunitas Belajar PMM Provinsi pada tanggal 19 Oktober 2023
     
Pada Kegiatan Webinas ini diikuti .... Peserta dari berbagai kabupaten dan dihadiri langsung oleh Kabid GTK dan kabid SMP Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kabupaten Luwu Utara. Pun hadir Duta Teknologi 2019 ibu Yundini Mattalunru. Materi disampaikan dengan Alot yang hanya awalnya menargetkan 1 jam pertemuan dan dilanjutkan dengan kegiatan asinkronus namun Webinar berlangsung selama 2 jam
  • Webinar  GEBUK E DINAS (bergerak Tumbuhkan Ekosistem Digital Pendidikan Indonesia) pada tanggal 22 Oktober 2023

4. Menerapkan Pembelajaran Berbasis TIK, dalam hal ini saya menggunakan MPI kelas maya yang telah saya eksekusi pada Pembatik level 3 dan mengimpelentasikan dalam kelas yang saya ampuh.


Vlog Praktik baik Pemanfaatan TIK dalam Sintaks Pembelajaran 
        
        pada Vlog ini, saya melakukan kelas hybrid dengan menggunakan MPI Google Site, dengan memanfaatkan akun Belajar.id siswa dan Cromebook sekolah, secara berkelompok Peserta didik mengakses Kelas maya yang telah dibuat. kelas maya pun bisa diakses di rumah peserta didik dengan menggunakan smartphone. peserta didik sangat interaktif dalam pemanfaatan MPI Kelas maya tersebut. kedepannya saya berikhtiar akan konsisten membangun kelas maya Tersebut agar lebih kaya konten dan Pembelajaran. 

Kesimpulan
        Pada akhirnya, Pembatik telah membuka paradigma saya, bahwa menjadi guru bukan tentang bagaimana kita Mengajar di depan Peserta Didik. Tapi guru adalah bagaimana dia selalu belajar, menggali potensi dan mengevalusi diri terhadap kekurangan-kekurangan yang ada. Guru adalah mereka yang tidak asing oleh perkembangan zaman dan mampu membawa diri ke generasi yang mereka didik.
            Saya telah mengambil muhasabah dari perjalanan Panjang Pembatik 2023, bahwa Pembatik ternyata bukan tentang mengejawantahkan diri sebagai Duta Teknologi 2023. Jauh dari itu, Ada yang lebih penting, pembatik telah menyadarkan kita bahwa guru sekarang telah menghadapi Generasi Z yang tentunya dunianya adalah dunia teknologi. Berapapun umur kita saat ini, jika profesi kita adalah Seorang Guru maka hukumnya fardu ain untuk melek teknologi. Apalagi teknologi yang berkaitan dengan pembelajaran. Saya menyadari bahwa begitu luas teknologi yang bisa kita gunakan dalam pembelajaran, pun saya menyadari bahwa ternyata sahabat teknologi di luar sana memiliki ilmu yang luar biasa dan mereka tidak kikir membaginya. Tidak lupa, saya takzim kepada para Duta teknologi yang tidak kikir membagi pengalamannya sampai pada predikat Duta. Terkhusus Ibu Yundini Mattalunru, Duta Teknologi 2018 sulawesi Selatan asal Luwu Utara. Terima kasih atas bimbingannya, terima kasih telah menjadi sahabat, kakak, bahkan orang tua yang tak hentinya membimbing dan menyemangati kami Sahabat teknologi Sulawesi Selatan Asal Luwu Utara, Jazakillah Khairo kak yundini.
        Jika diberi umur panjang, saya niatkan akan mengikuti pembatik lagi tahun depan. Karena saya yakin ada ilmu baru pastinya di setiap tahunnya. Bertemu dengan orang-orang positif yang ingin mengupgrade diri. Berada pada lingkungan yang positif akan menarik hal-hal positif tentunya.

Takzimku
Kaharman
Sahabat teknologi Sulawesi Selatan 2023
Guru yang tak akan pernah berhenti Berguru

Friday 20 October 2023

Perjalanan Pembatikku

Pembatik adalah ajang Peningkatan Kompetensi pendidik untuk mendukung terciptanya inovasi pembelajaran. Sewaktu pertama kali melihat tentang ajang ini saya langsung memantapkan diri untuk ikut. Sudah agak lupa-lupa ingat. Kapan mulainya saya mengikuti kegiatan ini, jika tidak salah ingat, sepertinya tahun 2019. Tiap tahunnya saya mengikuti ketika ajang ini dibuka. Namun tidak pernah bisa sampai level 4. Tahun 2022 lalu hanya sampai di level 3, beberapa tahun lalu, Cuma sampai level 2,1 bahkan pernah hanya ikut registrasi dan tidak mengikuti modul dan kelas.

Alhamdulillah, Sudah mengoleksi Sertifikat 3 Level

Aku tak ingin mencari alasan asbab musabab sehingga tak bisa menyelesaikan level demi level. Pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi saya mengatakan bahwa sejak 2019 saya belajar bahwa, segala sesuatu terkhusus Pembatik haruslah dikerjakan dengan ulet, sabar, cermat, dan terpenting konsistensi dan menjaga frekuensi semangat menyelesaikan level demi level.

Jika ingin bercerita hambatan dan tantangan. Justru tahun 2023 adalah tahun terberat bagi saya. Saaat deadline pengumpulan tugas level 2, Qadarullah istri kecelakaan dan dirawat di rumah sakit selama 8 hari dan bertepatan dengan perayaan 17 Agustusan yang mengharuskan peserta didik banyak aktivitas luar kelas. Sekali ke sekolah gagal mengambil gambar. Sehingga hampir semua scene saya ambil dari tugas pembatik level 2 tahun 2022. Pada saat deadline pengumpulan tugas level 3, anak saya yang masuk rumah sakit selama 10 hari, bertepatan dengan Pelatihan Google Master Trainer Lv 1 dan Seleksi wawancara BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia). Yang mengharuskan saya membagi waktu seakurat mungkin. Sadar bahwa saya tidak mungkin menjalankan semuanya, maka saya ikhlaskan gugurkan GMT saat itu dan mempertahankan pembatik.

Saat Mengerjakan Tugas Pembatik di RS Hikma Masamba

Jika ditanya tentang tips menyelesaikan level demi level Pembatik. saya tidak memiliki tips khusus selain konsistensi. Mengikuti semua modul baik video maupun pdfnya. Bahkan beberapa modul saya harus print out. Karena mata terkadang cepat capek ketika membaca di depan layar dan ulangi mempelajari beberapa modul yang belum dirasa mantap. Yang terakhir, tugas level di kerjakan sedini mungkin. Agar tidak dikejar deadline.

Yang terpenting dari semua rangkaian Pembatik adalah kita berproses, belajar, berkolaborasi memantaskan diri menjadi pembelajar dan pengajar era 5.0, mengutip salah satu ungkapan duta teknologi Sulawesi Selatan asal Luwu Utara Ibu Yundini “menjadi duta adalah bonus, yang terpenting adalah bagaimana kita belajar berkolaborasi untuk mengembangkan kompetensi, bagaimana kita menjadi model untuk teman-teman guru di sekitar kita”. Pun saya tertarik dengan Quote salah satu sahabat Teknologi Sulawesi selatan dalam Materinya "Seorang guru bukan dikatakan pensiun di saat berusia 60 tahun tapi seorang guru dikatakan pensiun jika ia berhenti BELAJAR - Mr. Steven REFO"

 

Thursday 10 August 2023

Mattulung Gau', Adat Bugis yang Perlu Ditinjau

 hari ini. saya berada di ruang Operasi salah satu rumah sakit di Kota Masamba, RS Hikmah, berbincang-bincang dengan salah satu keluarga Pasien. yang Ibunya kecelakaan di Pesta Pengantin. ketumpahan Kuah bersantan katanya. korban seorang ibu-ibu tua kisaran umur 65 tahun, dengan perawakan fisik yang masih kuat, terlihat di raut wajahnya bahwa ibu ini seorang pekerja keras, tipe-tipe ibu yang berpeluh keringat dengan asap tungkuh tempat masak gulai sapi, nasu toppa, Konro, atau Coto di malam Mappacci sambil lomba domino.

(Sumber: https://wonodadi.id/ )

saya sedikit termenung, mencoba mengingat-ingat kebiasaan kita di acara pesta bugis yang sepertinya kita sedang berdosa berjamaah. sedang kita lihat, ibu-ibu yang sudah sepuh dengan berbagai penyakit seperti, reumatik, Kolestrol, tekanan darah tinggi, vertigo. merekalah yang berpeluh keringat di bagian dapur umum.

lalu mereka yang masih produktif, sedang asyik di ruang tamu/teras (bagian depan) sedang lap-lap piring, gelas yang baru selesai dicuci tentunya sambil selfi-selfi ria kemudian Post di medsos. beberapa yang berHP ipong sedang live karena mengandalkan kamera tanpa efek filter. sementara parahnya. sebagian besar laki-laki dari umur 40 hingga 20an sedang asik bercerita sambil menikmati bandang-bandang, doko cangkuling dan kopi yang bisa di refiil berapa kalipun dari termos jumbo yang berjejer di meja panjang

kita kembali ke ibu-ibu tadi yang sedang berpeluh di dapur umum tadi. memasak dengan kuali berjejer yang dimasak dengan tungku dari 3 (tiga) batu besar yang disusun, pernah juga ada yang pakai bata, atau velg bekas mobil truk. yang tentu tingkat keselamatan kerjanya berbeda-beda. tapi bukan disitu intinya. diantara mereka ada yang ibu-ibu vertigo ketika sudah berlama-lama duduk di dapur dan tiba-tiba berdiri. Ada ibu-ibu yang kakinya tidak bisa digerakkan ketika bangun dari tempat duduknya. ada ibu sepulang dari pesta, setelah cek up kolestrol dan tekanan darahnya diatas normal, karena selama di pesta icip sana icip sini tanpa terkontrol.

ibu yang saya ceritakan tadi adalah salah satu korban, berdiri sambil mengangkat air/kuah panas. bukan karena vertigo ataupun tiba-tiba kaki keram. tapi baju dasternya keinjak lalu berjalan. pernah mendengar cerita seorang sahabat di kampung sebelah dengan kejadian sama, orang tua yangmasak di dapur pesta. berdiri dan tiba-tiba pusing dan terjatuh di kuah sapi. kejadiannya dua kali dalam setahun.

Sepertinya kita harus mengubah Budaya 

Saling tolong menolong sangat dianjurkan oleh agama sebagaimana salah satu ayat dalam Al-Maidah ayat 2, yang berbunyi: "Tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan." 

namun yang harus diubah adalah cara dan polanya. sebaiknya yang masih memiliki fisik kuat dan masih muda di tempatkan di bagian-bagian yang ekstrim, sebaliknya mereka yang sudah sepuh, tua, dan kesehatan terganggu biarlah di depan lap piring sambil bercengrama, bernostalgia tentang masa mudanya. tentang cinta dan kode rahasia yang mereka bangun dahulu.

atau baiknya memesan catering, tak usah repot, ngomong-ngomong tentang catering saya rekomendasikan catering yang sangat mantap di area Luwu utara. namanya Rumah Makan dan Catering Ulu Bete. colek dluu


Sunday 25 April 2021

Nanggala 402: masih tetap ada

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke, Indonesia memiliki 17.499 pulau dengan luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2. Dari total luas wilayah tersebut, 3,25 juta km2 adalah lautan dan 2,55 juta km2 adalah Zona Ekonomi Eksklusif. Hanya sekitar 2,01 juta km2 yang berupa daratan.

Monday 26 October 2020

Tuesday 20 October 2020

SAJADAH CINTA DARI SANG IBU

Sajadah, pastilah kita tahu. alas ketika shalat yang lembut berbentuk persegi panjang. Cukup untuk satu orang. Namun pada kesehariannya terkadang kita berbagi dengan orang di samping saff kita yang tidak membawa sajadah ke masjid.



Dituliskan ini saya ingin berbagi sedikit kisah, tentang sajadah lusuh yang saya pakai hingga hari ini. Sajadah kecil, dengan tulisan Kaharman di bagian atasnya ini adalah pemberian Emma ku (red: ibu)

Sajadah ini dibelikan oleh emma'ku waktu mau masuk ke pesantren DDI Mangkoso. Ibu membelinya di pasar tradisional yang ada di kampung (kalitata) dengan beberapa perlengkapan lain sebelum mondok di pesantren Mangkoso. Tapi hingga hari ini sajadah ini yang masih aku simpan. Entah kemana lagi barang lainnya. Seperti selimut, kelambu, ember, songkok, Al-Qur'an Yang dibeli bersamaan hari itu.