Hari
Santri Nasional sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui keppres no 22 tahun
2015. “Penetapan Harsantnas tersebut
merupakan wujud sebuah pengakuan Negara terhadap 22 Oktober sebagai hari
bersejarah terkait fatwa bela Tanah Air” kata Seken PBNU H Helmy Faisal
Zaini. Merujuk pada peristiwa bersejarah yang membawa bangsa Indonesia meraih
kemerdekaan dari para penjajah pada tanggal 22 Oktober 1945, Oleh KH. Hasyim
Asy’ari menyeruhkan “Membela tanah air dari penjajah hukumnya fardhu’ain atau wajib bagi
setiap individu” atau sejarah Bung
Tomo membakar semangat pemuda dengan kalimat “Allahu Akbar! Merdeka” .
Peringatan
hari santri bukan berarti tanggal
merah dan libur bagi santri sebagaimana beberapa hari peringatan
lainnya. Karena bagi santri tanggal merah dan hitam sama saja, tetap di pondok
dengan tumpukan cucian, hafalan Qur’an, Hadits, Nahwu saraf, dan kitab-kitab
lainnya. lalu apa yang special di Momentum ini? Sebagai santri yang masih aktif
silahkan berbuat sesuatu sebagai
eksistensi kita di tanah air, Secara pribadi (alumni pesantren) saya mencoba
mengingat dan meluapkan dalam tulisan ini, suka duka saya dalam Pesantren Mangkoso
( PONPES DDI MANGKOSO, KAB. BARRU, SULSEL).
|
Pimpinan ponpes DDI Mangoso |
Tahun
2001, Orang tuaku mengirimku ke Pondok Pesantren Mangkoso setelah sebelumnya
Kakakku lebih dulu dikirim. Sebuah keputusan yang berat pastinya karena di
pondok pesantren ini harus melalui Madrasah Iddadiyah satu tahun (sebagai awal
perkenalan santriterhadap kitab kuning). Saya tinggal di Asrama Blok B (Mess
Darul Khuffadz) yang dari namanya tentu kita tahu bahwa fokus asrama ini adalah
Hafalan. Targetnya 1 surat dalam jus 30 (Jus Amma) perhari atau Satu bab
barzanji perhari, kalau tidak jawabannya adalah rotan.kabel hitam di telapak
kaki (katanya agar darah ke otak lancar, hehehe). Setahun kulalui di Mess Darrul
Khuffadz yang dibina oleh Ust. H. Said (Hafidz
30 jus) dan Ka’ Sofyan. Berkat bimbingan beliau saya mendapatkan sertifikat
ini
|
sertifikat hapalan mess darul Khuffadz |
Setelah
tamat di I’dadiyah, Saya melanjutkan Ke Madrasah Tsanawiyah Kampus II Tonronge
(Putra). Kehidupan Mondok benar-benar aku alami disini, Pagi sampai siang
belajar formal seperti biasa, antara duhur dan ashar dipergunakan untuk makan
dan istirahat, ba’da ashar pengajian, setelah pukul 05.00 main bola di lapangan
miring dan mandi. Shalat magrib dilanjut pengajian hingga Isya, Istirahat,
Pukul 09.00 dilanjutkan belajar di Aula Asrama hingga waktu yang tak ditentukan
(kalau deadline hafalan, yah harus begadang).
Begitu
banyak Moment yang pastinya takkan terlupakan sebagai anak santri, yang tak
mungkin bisa aku luapkan dalam tulisan ini, cukuplah kami (Anak santri)
menjadikannya pengalaman yang indah dan tak bisa terlupakan, Berikut 10 yang
sempat aku ingat
1. Kiriman
lambat, sudah biasa
Beda
bolu beda cakalang, kalo cakalang, eh maksudnya sekarang komunikasi sudah lancar,
tinggal telepon, habis ini dan itu. Dulu anak santri harus mengirim surat ke
orang tua yang panjangnya bisa sampai dua tiga lembar, segala unek-unek kami
luapkan walaupun ujung-ujungnya minta kiriman, hehehhe. Tapi tentunya anak santri tahu ada kepuasan tersendiri
ketika menerima surat balasan orang tua yangterbungkus dos indomie isinya tidak
jauh dari
-
Selembar surat
-
Sebungkus goreng-gorengan ubi, mairo
-
Abon kelapa tahan lama
-
Kue kalau ada
-
Alat mandi
-
Pesanan special
Dan anda pasti ingat
potongan kalimat ini :
Teruntuk
Ananda
Di
Ponpes DDI Mangkoso
(Kampus
II Tonronge, Asrama Al-Muhajirin)
Assalamu
alaimum. Wr, Wb.
Sebelumnya
saya ingin beritahu ke ananda bahma amma dan bapak dalam keadaan sehat-sehat
wal-afiat, semoga juga ananda demikian masih dalam lindungan Allah SWT. Mama minta
maaf karena lambat mengirim kabar karena mobil di kampong tidak lancer,………………….
Bersama
surat ini mama kirimkan sedikit makanan dan uang, jangan boros nak, karena
panen tahun ini sedikit. Belajar yang rajin nak, jangan lupa shalat dan doakan
mama, semoga ada waktu mama akan jengukki, jaga kesehatannya………….
Salam
sama Ustads……
Dari
Ibunda
……………..
2. Hafalan
Ustadz
Abd Rahman, Guru Al-Qur’an ku, dengan target hafalan satu lembar perhari
ditambah hafalan-hafalan dari ustadz lainnya, berbagai trik dilakukan anak
santri, ada yang menulisnya pada secarik kertas, mengulang bacaannya hingga 40
kali, hingga merendam kaki di baskom.
Ada
yang hafalannya cepat, ada yang lambat, bahkan ada yang KO, hehehehe
3. Shalat
subuh
Beberapa
teman menganggapnya musuh besar,
bangun subuh, berwudhu dengan air es( dingin ala gunung), berjalan seperti
zombie (setengah sadar) ke masjid. Mengikuti pengajian hingga pukul 06.00.
masih ingat jikalau Almarhum Ustadz Alwi (Alfatihah) yang Imam dengan surat
Arrahman Andalannya. Atau Ustadz Muhsin denga rotannya membangunkan kami, Air
wudhu di jergen sudah ada yang pakai. Namun semua itu suka duka sebagai anak
pondok
4. Pelajaran
yang paling disukai dan yang tidak
Semua
siswa bahkan di sekolah umum pun pasti
punya pelajaran andalan dan musuh
Secara
pribadi saya suka kaligrafi dan saya KO di tilawah, kalian dimana?
5. Mandi
di Cincinge
Mandi
dicincinge memiliki ruang tersendiri dalam memoriku, jalan dipematang sawah,
antri mandi di Bujung Pitue, nyemplung di Bendungan Cincinge, cucian dalam
ember, aghh, rasanya mau bernostalgia lagi disana.
Belum
lagi kejar-kejaran dengan Ustadz atau
pak satpam (Pak Arif).
6. Hukuman
Pembina
Bukan
anak santri kalo tidak pernah kena hukuman, entah berat atau ringan pasti
dapat, dan tentunya semua demi kebaikan kita, pembentukan karakter, dan
kedisiplinan. Secara pribadi saya akan jujur ceritakan dan itu sangat ngefek ke
saya.
a. Mencuri
mangga
Pernah suatu hari saya memanjat mangga
dibelakang asrama (milik warga) bersama teman saya Imran, kami mengiranya itu
tidak apa-apa karena buah mangga tersebut hanya jatuh dan tidak ada punyanya
perhatikan, sebenarnya beberapa teman juga pernah, tapi kali ini Aku dan Imran
dapat apesnya, Pembina (Ustadz Muhsin) mendapatkan kami sementara asyik di atas
pohon mangga, saya dihukum dengan membawa manga yang telah kami petik (3 buah, satunya
sudah bolong habis digigit) ke rumah pemiliknya, lalu meminta halalnya. Saya pun
melakukannya, sejak saat itu saya tidak pernah lagi mengambil milik orang lain
tanpa izin dari sang pemilik
b. Hukuman
keluar kampus tanpa izin
Keseruan acara 17an menggoda kami untuk
meninggalkan pondok, sebenarnya tidak apa-apa asalkan ada izin dari Pembina dan
tetap di kampus menghadiri pengajian kitab kuning magrib. Namun saya dan
beberapa teman tinggal sampai malam menonton acara lawak dan nyanyi solo. Apa boleh
buat ustadz muhlis mendapatkan kami lagi Ayik di tengah lapangan sedang
menonton, besoknya langsung hukuman tidak mengikuti pelajaran plus di epe (jongkok
dengan potongan bamboo diselip di antara
betis dan paha). Sampai masuk waktu shalat dhuhur.
Pasti masih banyak lagi jenis hukuman
yang teman-teman tahu, tapi setidaknya dua itu yang pernah saya alami.
7. Teman
Dunia Akhirat alias teman jail
Teman
Jail banyak jenisnya di pesantren, yang tukang pinjam barang, yang coret muka
pakai spidol waktu tidur, yang bawa lari sandal padahal kitanya juga mau keluar,
yang pakai air tanpa ijin, yang
pindahkan teman ketika tidur. Semuanya demi keseruan agar hilanglah rasa
rindu ini di orang tua. Terima kasih kawan telah mewarnai hidup ini.
Akhir
kata saya, terima kasih kepada semua ustadz di Pesantren Mangkoso, baik yang
pernah saya terima langsung ilmunya ataupun tidak, Insya Allah Ilmu ini akan
selalu aku jaga dan amalkan sebagai amal
jariyah yang tak pernah terputus untuk kita kelak. Kepada teman-teman sekelas,
satu pondok dan satu kamar, terima kasih atas warna yang pernah kalian berikan,
suka duka kita, candaan, belajar bareng, shalat bareng, menghafal bareng, main
bola dilapangan miring semuat tak bisa terlupakan. Maafkan atas segala salah
dan kekuranganku yang tidak bisa selesai hingga Madrasah Aliyah. Tapi Alhamdulillah,
telah kuduplikasikan ilmu itu ke beberapa sepupu, kemanakan dan adek saya. Sekarang
adikku (Hasnawati) sementara mondok di kampus 1 Mangkoso, beberapa anak
tetangga saya rekomendasikan lanjut di tonronge, dan bululampang. Semoga citra
sebagai santri mangkoso masih tetap terjaga. Saya berjanji akan tetap menjaga
marwah santri itu.
Selamat
hari santri nasional, Salam Thonronk 08
maaf bila ada kesalahan kata