Masih jelas dalam ingatanku ketika Ayah dengan
bangganya mengatakan “ini cukur polisi” atau “ ini cukur tentara” , pernah juga ketika
berkunjung ke kampung nenek (Kamiri, desa yang terletak di kaki gunung Tille perbatasan
barru-soppeng) ayah menggendongku menelusuri Jalan kampung sambil berucap “kalau kamu besar perbaiki jalan ini, jadilah kepala proyek”. Begitu
banyak cita-cita yang ayah tanamkan dimasa kecilku hingga saat ini.
Begitu banyak pengorbananmu, masih ku ingat piano
yang ayah belikan di Pasar agar aku tahu memainkan musikdan berhenti mai game “BEGO
LOO….”, pun surprise sepeda SUBARU agar aku bisa bermain balap-balapan sepulang
sekolah, dan juga menepati janjimu membawaku ke LEJJA (permandian air panas
soppeng) setelah aku selesai hatam Qur’an bersama Guru Ngajiku dan teman-teman
ngaji. Terima kasih kuhaturkan telah menyekolahkanku di pesantren DDI Mangkoso
agar aku faham sedikit tentang Agama, SMA di kelas Unggulan PEMDA Luwu Utara, Hingga
menyelesaikan Strata satu di Jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar pada
tahun 2012. Aku sadar betul, karena aku ayah lambat menunaikan Rukun Islam yang
ke lima, karena aku rumah Ayah belum selesai sampai sekarang. Tidak ada yang dapat kubalaskan selain terima
kasih dan Akhlak baik. Aku sadar betul sebagai anak laki-lakimu satu-satunya
harus kuat untuk menjaga tongkat stafet kokohnya keluarga kita.
Berawal dari keikut sertaanku dalam program SM3T, aku
tidak berharap banyak dari program ini selain wisata, tunjangan lumayan, dan
iming-iming PPGnya yang full Beasiswa. Kupersiapkan segalanya sebelum berangkat
ke lokasi, kamera, handycam, harddisk, buku catatan perjalanan karena aku yakin
ini bakal seru sebagai petualang muda yang belum memiliki tanggungan keluarga. Hingga tiba di lokasi menyadarkanku bahwa
begitu banyak anak-anak tidak sebahagia masa kecilku, mereka tidak mengenal TV,
game elektronik, sepeda, piano, bahkan mungkin semua yang ayah pernah belikan
saat aku seumuran mereka.
Ayah, mereka hidup dengan keterbatasan. Tidak ada
baju dan buku baru di tahun ajaran baru. Tidak ada TV dan game elektronik, pu
tak ada sepeda. Sepulang sekolah mereka harus membantu orang tuanya tangkap
ikan, peras sagu, mencari kayu bakar di hutan. Bahkan beberapa diantara mereka
harus ijin beberapa hari disekolah untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya
dengan membuat kopra di pulau seberang. Ayah, mereka juga punya cita-cita seperti
yang ayah ajarkan padaku. Heriyanto, Lono, Linus, karsa, Suci, Asrianti, Hany
Ingin lanjut kuliah, Pedro yang ingin mengembangkan desanya jadi desa wisata,
Rigo dan Diego Armando ingin jago bahasa Inggris dan menjadi pemandu wisata,
esra yang ingin menjadi anggota dewan, maria ingin jadi bidan. Namun Ayah ,
mereka sedikit ragu dengan cita-cita mereka.
Ayah, maafkan anakmu memilih jalan ini. Menjadi Guru
Garis Depan bukanlah hal manis. Bisa jadi tempatku nanti aksesnya sulit, jaringan komunikasi tidak ada, tidak
ada kemewahan disana seperti di kota, pun tak bisa ku janjikan gaji yang banyak.
Jangan iri terhadap teman-temanku yang hidup berkelimpahan, atau anak tetangga
yang tiap hari bisa mengantar ibunya ke pesta. Yang ku lakukan hanyalah PENGABDIAN kepada Negeri yang katanya sudah MERDEKA ini. Bukankah ayah
pernah mengajarkanku “khairunnas
yangfauhul linnas” ,–sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat sesamanya- . Ayah,
Doakan anakmu agar niat tulus ini bisa tercapai menjadi pendidik di pelosok sana, suatu hari nanti jika siswaku
sukses, beberapa dari mereka lanjut kuliah, menjadi polisi atau tentara,
menjadi dokter, aku akan ceritakan padamu dengan sedikit bangga bahwa dia
pernah ku didik. Ayah, semoga niatan ini menjadi Amal jariyah untukku, untuk Ayah
dan ibu. Bukankah dunia ini hanya sementara, dan kita butuh ladang pahala untuk
kehidupan yang lebih abadi nanti, biarkanlah anakmu menanam di ladang ini untuk
kehidupan abadi kita kelak.
AYAH DOAKAN ANAKMU, SEMOGA NIATAN TULUS MENGABDI INI,
DI IJABAH OLEH SANG PEMILIK KEHENDAK, AMIN..
UNTUK
AYAHKU
DAN
AYAH SAUDARA-SAUDARAKU PEJUANG PENDIDIKAN
#gurugarisdepan
#indonesia
#pendidikan
Mantap. . .
ReplyDeleteBerawal dari nita yang mulia hingga kelak menjalankan tugas yang mulia pula, inshaallah akan jd ladang amal. .
Jngan nakal lagi dsna ya nak. . .
Cukup dlokasi SM3T kamu nakal. . .
niat bang,, hahaha, saya tidak pernah nakal ayah....... sukses juga kuliahnya bang,,,
DeleteAmiin....
ReplyDeleteamin bang...
DeleteAmiin....
ReplyDeleteSemangat mengabdi kakak.. Doakan kami agar menjadi pendidik anak negeri yang tulus sepertimu..
ReplyDeleteSemangat mengabdi kakak.. Doakan kami agar menjadi pendidik anak negeri yang tulus sepertimu..
ReplyDeleteinsa Allah adek, Bangsa ini butuh pemuda yang peduli untuk mengisi kemerdekaannya. ambillah bagian didalamnya
Delete