Monday 13 April 2020

Corona dan Muhasabah Diri

1. Sejarah Virus Corona
Dikutib dari Merdeka. com Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang yang dapat menginfeksi burung dan mamalia, termasuk manusia. Menurut World Health Organization (WHO) virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu ringan hingga infeksi pernapasan yang lebih parah seperti MERS-CoV DAN SARS-CoV.

Virus Corona bersifat zoonosis, artinya ia merupakan penyakit yang dapat ditularkan antara hewan dan manusia. Rabies, Malaria, merupakan contoh dari penyakit zoonosis yang ada. Begitu pula dengan MERS yang ditularkan dari unta ke manusia.
Virus Corona

Selama 70 tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus corona dapat menginfeksi tikus, tikus, anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan ternak. Terkadang, hewan-hewan ini dapat menularkan virus corona ke manusia.

Virus corona bertanggung jawab atas beberapa wabah di seluruh dunia, termasuk pandemi Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) 2002-2003 dan wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Korea Selatan pada tahun 2015.

Baru-baru ini, virus corona baru muncul dan dikenal sebagai COVID-19 memicu wabah di Cina pada Desember 2019, dan merebak di berbagai negara sehingga WHO mendeklarasikannya sebagai pandemi global. (Merdeka.com, 23 Maret 2020)

2. Muhasabah dari Virus Corona
Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab, makna dari kata tersebut secara etimologis ialah melakukan perhitungan. Di dalam terminilogi syar'i, makna dari muhasabah ialah sebuah upaya untuk melakukan evaluasi diri terhadap setiap kebaikan dan keburukan beserta semua aspeknya. Pengertian Muhasabah serta Manfaat Muhasabah Diri۔Muhasabah, yang berarti mengintropeksi diri sendiri, menghitung diri dengan amal-amal perbuatan yang pernah di masa-masa yang sudah lalu.

Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan sejak tiga minggu lalu dengan hastag #Dirumahaja #WFH. yaitu mengerjakan semuanya dari rumah. sehingga kebiasaan kita yang bekerja di luar, kantor menjadi kaku. bahkan sebagian dari kita harus kehilangan pekerjaan karena tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dari rumah. karyawan Toko misalnya. Pola hidup berubah 180 derajat, Pola kerja Pemerintah, Dunia Pendidikan, hingga cara kita berinteraksi.

Namun sudahkah kita bermuhasabah dengan hadirnya makhluk kecil ini. 
Apa yang sudah kita perbuat untuk kemaslahatan Ummat ?
Apa yang sudah kita siapkan untuk Akhirat kita ?
Sudah sukseskah kita ?
dan berbagai pertanyaan bisa kita munculkan untuk pribadi Kita sendiri.

Corona memberikan kita jedah waktu untuk bermuhasabah diri, seandainya tiba giliran kita dipanggil Allah melalui makhluk kecilnya itu. cukupkah bekal kita ?, bukan berarti sebelumnya tuhan tidak memperingati kita dengan kematian, tapi dengan adanya makhluk kecil ini membuat kita kembali mengingat sabda Rasulullah : "Wakafa Bil Mauta Wa Idzon (Cukuplah kematian itu menjadi pengingat bagimu)". lantaran ini seakan-akan Malaikat Maut sedang ada di pintu kita. menunggu perintah Allah Azza wajallah untuk mengeksekusi kita.

lalu. jika benar sudah sampai giliran kita. apa yang akan dikenang anak cucu kita nantinya, apa yang kerabat kita ingat ketika melihat foto kita atau sekedar mendengar nama kita. adakah karya kita tinggalkan.  adakah Jariyah yang telah kita bangun ?

Makhluk kecil itu mengajarkan kita, bahwa betapa selama ini kita tidak menghargai waktu berkwalitas bersama keluarga, terlalu disibukkan dengan tuntutan duniawi

makhluk kecil itu mengajarkan kita, bahwa betapa selama ini kita salah tentang berpakaian dan memperlakukan alam

makhluk kecil itu mengajarkan kita, bahwa bukan Allah membutuhkan kita. tapi kitalah yang butuh kepadanya sehingga kita harus datang ke rumah-rumahnya.

dan masih banyak lagi yang makhluk kecil itu ajarkan ke kita. hingga suatu hari, jika Allah telah mengangkatnya di atas permukaan bumi, atau sekadar membuatnya damai bersama manusia. maka kita kembali dihadapkan pada satu pertanyaan besar.

APA YANG KITA LAKUKAN SELAMA WABAH INI MENGHANTUI KITA ?
adakah kita membantu sesama?
adakah kita bersedekah lebih giat lagi?
lebih banyak mana bacaan Al-Quran kita atau bacaan berita Online yang kita cerna ?
lebih banyak mana, Tulisan positif kita buat atau sekadar share berita Hoax di medsos kita ?
dan pada akhirnya semua memiliki kesimpulan Jawaban yang berbeda. 

Share tulisan ini jika menurut anda bermanfaat.
jangan lupa tinggalkan Komentar 


No comments:

Post a Comment

Komentar Anda ?