Pembatik adalah ajang Peningkatan Kompetensi pendidik untuk mendukung terciptanya inovasi pembelajaran. Sewaktu pertama kali melihat tentang ajang ini saya langsung memantapkan diri untuk ikut. Sudah agak lupa-lupa ingat. Kapan mulainya saya mengikuti kegiatan ini, jika tidak salah ingat, sepertinya tahun 2019. Tiap tahunnya saya mengikuti ketika ajang ini dibuka. Namun tidak pernah bisa sampai level 4. Tahun 2022 lalu hanya sampai di level 3, beberapa tahun lalu, Cuma sampai level 2,1 bahkan pernah hanya ikut registrasi dan tidak mengikuti modul dan kelas.
Alhamdulillah, Sudah mengoleksi Sertifikat 3 Level |
Aku tak
ingin mencari alasan asbab musabab sehingga tak bisa menyelesaikan level demi
level. Pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi saya mengatakan bahwa sejak 2019 saya
belajar bahwa, segala sesuatu terkhusus Pembatik haruslah dikerjakan dengan
ulet, sabar, cermat, dan terpenting konsistensi dan menjaga frekuensi semangat
menyelesaikan level demi level.
Jika ingin
bercerita hambatan dan tantangan. Justru tahun 2023 adalah tahun terberat bagi
saya. Saaat deadline pengumpulan tugas level 2, Qadarullah istri kecelakaan dan
dirawat di rumah sakit selama 8 hari dan bertepatan dengan perayaan 17
Agustusan yang mengharuskan peserta didik banyak aktivitas luar kelas. Sekali ke
sekolah gagal mengambil gambar. Sehingga hampir semua scene saya ambil dari
tugas pembatik level 2 tahun 2022. Pada saat deadline pengumpulan tugas level 3,
anak saya yang masuk rumah sakit selama 10 hari, bertepatan dengan Pelatihan
Google Master Trainer Lv 1 dan Seleksi wawancara BPI (Beasiswa Pendidikan
Indonesia). Yang mengharuskan saya membagi waktu seakurat mungkin. Sadar bahwa
saya tidak mungkin menjalankan semuanya, maka saya ikhlaskan gugurkan GMT saat itu
dan mempertahankan pembatik.
Saat Mengerjakan Tugas Pembatik di RS Hikma Masamba |
Jika ditanya
tentang tips menyelesaikan level demi level Pembatik. saya tidak memiliki tips
khusus selain konsistensi. Mengikuti semua modul baik video maupun pdfnya. Bahkan
beberapa modul saya harus print out. Karena mata terkadang cepat capek ketika
membaca di depan layar dan ulangi mempelajari beberapa modul yang belum dirasa
mantap. Yang terakhir, tugas level di kerjakan sedini mungkin. Agar tidak
dikejar deadline.
Yang terpenting
dari semua rangkaian Pembatik adalah kita berproses, belajar, berkolaborasi
memantaskan diri menjadi pembelajar dan pengajar era 5.0, mengutip salah satu
ungkapan duta teknologi Sulawesi Selatan asal Luwu Utara Ibu Yundini “menjadi
duta adalah bonus, yang terpenting adalah bagaimana kita belajar berkolaborasi
untuk mengembangkan kompetensi, bagaimana kita menjadi model untuk teman-teman
guru di sekitar kita”. Pun saya tertarik dengan Quote salah satu sahabat Teknologi Sulawesi selatan dalam Materinya "Seorang guru bukan dikatakan pensiun di saat berusia 60 tahun tapi seorang guru dikatakan pensiun jika ia berhenti BELAJAR - Mr. Steven REFO"
No comments:
Post a Comment
Komentar Anda ?