Friday 20 October 2023

Perjalanan Pembatikku

Pembatik adalah ajang Peningkatan Kompetensi pendidik untuk mendukung terciptanya inovasi pembelajaran. Sewaktu pertama kali melihat tentang ajang ini saya langsung memantapkan diri untuk ikut. Sudah agak lupa-lupa ingat. Kapan mulainya saya mengikuti kegiatan ini, jika tidak salah ingat, sepertinya tahun 2019. Tiap tahunnya saya mengikuti ketika ajang ini dibuka. Namun tidak pernah bisa sampai level 4. Tahun 2022 lalu hanya sampai di level 3, beberapa tahun lalu, Cuma sampai level 2,1 bahkan pernah hanya ikut registrasi dan tidak mengikuti modul dan kelas.

Alhamdulillah, Sudah mengoleksi Sertifikat 3 Level

Aku tak ingin mencari alasan asbab musabab sehingga tak bisa menyelesaikan level demi level. Pada tahun-tahun sebelumnya. Tapi saya mengatakan bahwa sejak 2019 saya belajar bahwa, segala sesuatu terkhusus Pembatik haruslah dikerjakan dengan ulet, sabar, cermat, dan terpenting konsistensi dan menjaga frekuensi semangat menyelesaikan level demi level.

Jika ingin bercerita hambatan dan tantangan. Justru tahun 2023 adalah tahun terberat bagi saya. Saaat deadline pengumpulan tugas level 2, Qadarullah istri kecelakaan dan dirawat di rumah sakit selama 8 hari dan bertepatan dengan perayaan 17 Agustusan yang mengharuskan peserta didik banyak aktivitas luar kelas. Sekali ke sekolah gagal mengambil gambar. Sehingga hampir semua scene saya ambil dari tugas pembatik level 2 tahun 2022. Pada saat deadline pengumpulan tugas level 3, anak saya yang masuk rumah sakit selama 10 hari, bertepatan dengan Pelatihan Google Master Trainer Lv 1 dan Seleksi wawancara BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia). Yang mengharuskan saya membagi waktu seakurat mungkin. Sadar bahwa saya tidak mungkin menjalankan semuanya, maka saya ikhlaskan gugurkan GMT saat itu dan mempertahankan pembatik.

Saat Mengerjakan Tugas Pembatik di RS Hikma Masamba

Jika ditanya tentang tips menyelesaikan level demi level Pembatik. saya tidak memiliki tips khusus selain konsistensi. Mengikuti semua modul baik video maupun pdfnya. Bahkan beberapa modul saya harus print out. Karena mata terkadang cepat capek ketika membaca di depan layar dan ulangi mempelajari beberapa modul yang belum dirasa mantap. Yang terakhir, tugas level di kerjakan sedini mungkin. Agar tidak dikejar deadline.

Yang terpenting dari semua rangkaian Pembatik adalah kita berproses, belajar, berkolaborasi memantaskan diri menjadi pembelajar dan pengajar era 5.0, mengutip salah satu ungkapan duta teknologi Sulawesi Selatan asal Luwu Utara Ibu Yundini “menjadi duta adalah bonus, yang terpenting adalah bagaimana kita belajar berkolaborasi untuk mengembangkan kompetensi, bagaimana kita menjadi model untuk teman-teman guru di sekitar kita”. Pun saya tertarik dengan Quote salah satu sahabat Teknologi Sulawesi selatan dalam Materinya "Seorang guru bukan dikatakan pensiun di saat berusia 60 tahun tapi seorang guru dikatakan pensiun jika ia berhenti BELAJAR - Mr. Steven REFO"

 

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda ?