Sunday 29 March 2020

Hadapi Covid-19: Bukan Dokter Garda terdepan

Covid-19 atau biasa kita dengan kata virus Corona yang berasal dari  Wuhan. Pada akhir 2019 lalu sudah mulai menyerang Cina tepatnya di Wuhan. Tapi negara kita masih menganggap remeh hal tersebut dengan membuka pintu pariwisata dan memberikan diskon di berbagai hotel. dikutip dari akun youtube Deddy Corbuzier saat podcast dengan walikota Jakarta gubernur Jakarta. Ternyata pak Anies telah memantau virus Corona ini sejak Januari di Indonesia tepatnya di Jakarta. Namun beliau banyak mendapatkan tantangan bahkan dari pemerintah pusat.



Tepatnya tanggal 3 Desember Maret presiden republik Indonesia Jokowi mengumumkan adanya positif Corona di Depok. Di situlah awal mula gemparnya Covid-19 di Indonesia.
Dan sekarang jika kita ingin melihat data dunia penyebaran Covid-19 sudah 177 Negara dengan total infeksi 722.435 jiwa, Meninggal 33.997 Jiwa, dan Sembuh 151.991 Jiwa. dengan tiga pandemik teratas US, Italy, kemudian cina. sedangkan indonesia berada di urutan 37 sebanyak 1285 Jiwa.
covid-19
data covid-19 per 30.3.2020
Melalui laman www.covid-19.go.id  Indonesia merilis secara detail penyebaran virus Corona per Provinsi
https://www.covid19.go.id/situasi-virus-corona/


Data diatas hanyalah sebuah deskripsi dari sebuah peristiwa Global. Point saya adalah sering kita mendengar dan membaca bahwa Dokter dan tenaga medis adalah garda terdepan dalam memposisikan diri menghadapi pandemi ini. dan menurut saya Dokter adalah pertahanan paling belakang (bukan depan). karena dokter mendapat umpan dari mereka (masyarakat yang sakit). seharusnya yang menjadi Garda depan disini ialah masyarakat sipil.

Masyarakat tidak diparadigmakan Objek tapi sebagai subjek dalam menghadapi virus ini.
mengedukasi masyarakat. menyebar info grafis seperti diatas, dan sebagainya harusnya dilakukan sejak 2 bulan lalu. yang harus masyarakat pahami sekarang bahwa mereka adalah Piont utama yang akan mendapat serangan pertama dari virus ini. sehingga posisinya adalah garda depan yang harus mempertahankan diri. dengan apa? tentunya sudah ada rule yang disosialisasikan pemerintah. mulai dari gerakan #dirumahaja , #physicaldistancing hingga #karantinawilayah . 


"Seharusnya kita harus tidak berhenti mengajak masyarakat untuk mengamankan diri sendiri dan keluarga. pun jika ada yang merasa sudah pernah berinteraksi dengan PDP tindakan pertama dilakukan adalah mengisolasi diri selama 14 hari. jika tumbang barulah ke garda paling belakang yanitu Dokter/RS."
karena jika kita tidak mengamankan diri masing-masing. lalu Pasien Rumah sakit melebihi ambang batas. tentunya dokter akan kewalahan. dan pasti banyak yang menjadi korban.



No comments:

Post a Comment

Komentar Anda ?