bagi teman teman yang masih bingung tentang kurikulum 2013, berikut saya berikan tautan blog yang akan menjawab masalah anda, silahkan buka disini
Thursday, 12 March 2015
Tuesday, 10 March 2015
IBU FERDERIKA LIDIA PRAWAR, S.Pak
Pagi itu, matahari mulai muncul
dari sela-sela daun kelapa. Burung gereja bernyanyi mengiringi hilangnya embun
di hamparan rumput hijau di depan sekolah. Satu per satu siswa berdatangan
dengan motif ketimurannya, beberapa datang dengan bagian belakang baju diluar dan
bagian depannya dimasukkin, seorang siswi datang dengan bedak yang cukup tebal.
Ada yang hanya membawa satu buku yang diselipkan di kantong belakang, beberapa
siswa yang membawa buku dengan tas noken khas papua home made.
Halaman kelas mulai ramai,
tiba-tiba siswa berlarian berbaris di halaman sekolah, “ibu prawar su datang…. Ibu prewar su datang” teriak seorang anak
laki-laki. Mungkin budaya ini patut kita contoh yang berada di bagian barat Indonesia,
mereka di timur tiap pagi dan pulang sekolah mengadakan apel untuk mengevaluasi
pembelajaran selama sehari.
Ibu Prawar, satu-satunya guru
perempuan di sekolah ini. Beliau bertanggung jawab pada beberapa mata pelajaran
di sekolah mulai pelajaran Agama, Kesenian, Sejarah, dan beberapa mata
pelajaran lainnya. Bukan hanya itu, ketika salah seorang guru meninggalkan
pulau ini (ke kota untuk sementara) beliau kerap kali memegang 2 hingga 3 kelas
bersamaan.
Ibu prawar datang dengan tas noken
yang ditentengnya, beberapa buku yang lusuh terselip dalam tas nokennya. Jangan
membayangkan gadget smartphone di tasnya, atau mungkin alat cosmetic seperti
pegawai negeri di bagian barat Indonesia. Hanya beberapa biji buah pinang dan
sirih, dan sedikit kapur yang akan menemaninya menghadapi kelas rangkap 3
hingga siang nanti demi pilar-pilar muda Indonesia di bumi cendrawasih.
Beliau adalah sosok guru yang
bersahaja, disegani siswa, tempat siswa mengadu ketika menghadapi masalah di
kelas ataupun di lingkungannya . Namun bagi kami (guru sm3t) beliau adalah ibu
peri penolong kami. Yang selalu mengontrol kekurangan kami di rumah
dinas, sesekali beliau menyuruh siswa perempuan ke tanah besar untuk mencarikan
kami sayur atau bahkan menyeruhkan ke siswa laki-laki untuk molo (menyelam
dilaut) untuk mencarikan kami ikan. Beliau adalah mediator kami ke kepala
sekolah atau bahkan ke masyarakat kampong deer. Bagi kami (saya dan rahmat
suardi) beliau adalah ibu kami, saudara kami. Entah itu statusnya apa, yang
kami sadari antara kami dan beliau sudah ada ikatan batin.
Ibu prawar, terakhir aku melihatnya
di kantor dinas p&p Raja Ampat. Hari itu, hari terakhir kami (guru sm3t) di
Raja Ampat, saya dan Rahmat masih sempat bersalaman dan mencium tangannya sebelum
kami diberangkatkan ke kota sorong untuk kembali ke makassar, beberapa bulan
kemudian metrotv dan beberapa stasiun tv swasta menayangkan tentang adanya
kecelakaan kapal di perairan Raja Ampat. Sontak aku kaget dengan berita itu,
lalu saya mencari informasi lengkap dari beberapa siswa disana. Yah…. Ibu prawar,
ibu guru yang menjadi peri kami, orang tua kami dan saudara kami selama
pengabdian sm3t ada dalam kecelakaan itu, beberapa hari setelah beberapa itu
aku terus menghubungi siswa dan teman guru disana, “IBU PRAWAR BELUM DITEMUKAN”,
Cuma itu jawaban mereka.. hingga saat ini “IBU GURU PRAWAR BELUM DITEMUKAN”
Ibu Prawar, Entah dimana sekarang. Aku
hanya bisa berdoa, semoga tuhan telah menjadikannya perih cantik disana, yang
tersenyum melihat siswa-siswanya belajar, melanjutkan kuliah dan sukses. Terima
kasih ibu telah memberikan makna dalam hidup ini. Terima kasih ibu…….
AYAH SEDUNIA
Lalu kenapa ayah tidak pernah meminta?
Kenapa pertanyaan itu tidak terlintas sejak dulu?
Kenapa hingga sekarang hal itu belum pernah diutarakan olehnya..
“AYAH ……..!!!!”
Dengan keriput wajahmu
Dengan keringat di selah2nya
Dengan rambut putihmu
Dengan tangan lusuhmu
Dengan nafas terengah-engahmu
Kenapa kamu tidak meminta dengan dalih itu?
Kenapa kamu masih saja bekerja keras?
Padahal kamu sadar, sekarang AKU sudah pantas untuk memberimu
AYAH SEDUNIA,,,,,,!!!
Tidak akan pernah meminta kepada seorang anaknya
Tidak akan pernah menagih pengorbanan kepada anaknya
Tidak akan pernah membahas perjuangan menyekolahkan anaknya
Bahkan setelah ANAK yang mengurasnya HABIS telah SUKSES
Dia bahkan dengan senyum simpul,gugup, dengan SEDIKIT RAGU
Untuk berkata “DIA ANAKKU”
Subscribe to:
Posts (Atom)