Wednesday 16 August 2017

SUMARNA SURAPRANATA, Ph.D : Akhir yang tak berakhir

Sumarna Surapranata menjadi sosok penyemai benih-benih keindonesiaan di jiwa guru muda melalui program Guru Garis Depan sekaligus pemangkas predikat putra daerah menjadi putra bangsa.

Bagi Guru Garis Depan, beliau adalah sosok ayah yang bersahabat. Pribadi beliau yang ramah, ramai, riang nan tegas meninggalkan kesan mendalam bagi siapapun yang pernah bertemu dengannya. 'Celotehannya' menggigit dan menarik sehingga tak ada fokus lain bagi penyimak selain fokus mendengarkannya.



Mundur secara terhormat, beliau telah menanggalkan jabatan yang sangat strategis selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan dengan meninggalkan banyak prestasi.

Sumarna Surapranata sejak terpilih sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan tahun 2015 telah melakukan terobosan besar dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan terkhusus pemerataan guru di daerah 3T (Terdepan Terluar dan Tertinggal). Menumpuknya jumlah guru di perkotaan menjadi penghambat pemerataan dan kemajuan pendidikan sehingga pada tahun 2015, selaku Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, beliau melakukan kebijakan afirmasi atau program keberpihakan kepada daerah 3T melalui pengangkatan CPNS Guru Garis Depan yang diikuti oleh alumni SM-3T (Sarjana Mendidik Daerah Terdepan Terluar dan Tertinggal) dengan tahap seleksi yang panjang dan ketat sebelum dinyatakan lulus melalui seleksi dengan sistem CAT. Pada periode 2015, 798 peserta telah mengikuti program CPNS Guru Garis Depan yang disebar di 28 kabupaten berkategori daerah tertinggal. Sedangkan pada tahun 2016, kembali mengangkat Guru Garis Depan sebanyak 6296 CPNS yang didistribusikan ke 93 kabupaten dan 14 provinsi daerah tertinggal. Hal ini bertujuan untuk pemerataan jumlah guru dan mutu pendidikan di seluruh Indonesia.

Perhatian besar Bapak Sumarna Surapranata untuk memuliakan guru dapat dilihat dari berbagai kemudahan pelayanan bagi guru baik dari segi penerbitan NUPTK, NRG, sampai tunjangan profesi.

Selain itu, beliau mendorong pengembangan profesi dan peningkatan kompetensi guru sehingga guru dapat mengangkat derajat sendiri dengan mengembangkan profesi dan kompetensi yang dimiliki. Menyebar kebermanfaatan bagi sekolah dan masyarakat sekitar sebagai sesama anak bangsa adalah tugas lain seorang guru selain di kelas.






Jabatan boleh berakhir atau justru diakhiri tetapi perhatian pada pendidikan tidak boleh berakhir pun tak boleh diakhiri






Semoga perhatian Beliau tak pernah meredup, terus menginspirasi, dan menginisiasi kemajuan pendidikan Indonesia. Selamat menjalankan kewajiban utama sebagai kepala keluarga Pak. Senantiasa doa dari ribuan guru untuk kesehatan Bapak dan keluarga. Aamiin!

No comments:

Post a Comment

Komentar Anda ?